Get In Touch
Menara Caraka, Lantai 12, Jl. Mega Kuningan Barat, Blok E4 7 No. 1, Kawasan Mega
Kuningan, Jakarta 12950
Work Inquiries
partnership@mantappu.com
(+62) 818 0401 3060

Fakta vs. Mitos: Perspektif Kesehatan dari Farhan Firmansyah

April 3, 2024

by Fahma Ainurrizka

Farhan Firmansyah telah membahas banyak mitos dan fakta seputar kesehatan di seri Faktanya atau Katanya dalam #FarhanTanya. Kali ini, TeaMantappu menyajikan rangkuman topik menarik dari seri tersebut yang patut kamu ikuti. Yuk, kita simak!

Potret Farhan Firmansyah | Sumber: Instagram/farhanfirms

Halo, TeMantappu!

Setelah sebelumnya TeaMantappu membahas seri “Setau Ekida” milik Ekida Rehan, kali ini giliran membahas seri Faktanya atau Katanya dalam #TanyaFarhan oleh Farhan Firmansyah. Dalam seri ini, Farhan berkolaborasi dengan sejumlah kreator konten edukasi tentang bidang kesehatan untuk mengungkap berbagai mitos dan fakta di sekitar kita, loh. Yuk, kita simak bareng!

Farhan Tanya: Orang Korea Nggak Sunat?

Farhan Firmansyah dan Na Daehoon | Sumber: TikTok/farhanfirms

Dalam kolaborasinya bersama Na Daehoon, Farhan mengulas aspek budaya di Korea Selatan, khususnya mengenai praktik sunat. Pertanyaan yang kerap membuat banyak orang pengin tahu, tapi nggak banyak dibahas orang: Apakah orang Korea Selatan melakukan sunat? Mengingat di Indonesia praktik ini menjadi bagian penting dari ajaran agama Islam.

Menurut penjelasan Na Daehoon, anggapan orang Korea Selatan nggak menjalani sunat adalah sebuah mitos. Ia mengungkapkan mayoritas penduduk Korea, hampir 80%, menjalani praktik sunat, loh. Selanjutnya, ia juga menjelaskan alasan historis di balik budaya ini.

Dulu, Korea Selatan pernah terlibat dalam konflik bersenjata dengan Korea Utara. Di masa itu, mereka mendapat bantuan dari Amerika Serikat. Akibat dari konflik tersebut, banyak infrastruktur yang hancur dan masalah kebersihan muncul, termasuk peningkatan kasus penyakit menular seksual. Inilah salah satu faktor pendorong munculnya budaya sunat di Korea Selatan. Tetapi, sunat di sana dilakukan bukan atas dasar agama, melainkan karena alasan kesehatan.

Farhan menanggapi dengan menyoroti manfaat medis dari praktik sunat. Ia menggarisbawahi kalau sunat nggak hanya berperan dalam mencegah infeksi saluran kemih dan penyakit menular seksual, tetapi juga dapat mengurangi risiko terkena kanker penis pada laki-laki yang menjalani prosedur sunat, loh.

Farhan Tanya: Obat Paten Lebih Bagus Ketimbang Obat Generik?

Farhan Firmansyah dan Renaldi | Sumber: TikTok/farhanfirms

Dalam diskusi bersama apoteker Renaldi mengenai obat-obatan, Farhan mengajukan pertanyaan: Apakah obat paten lebih efektif daripada obat generik?

Sebelumnya, perlu dipahami kalau obat paten adalah obat yang dipatenkan oleh perusahaan farmasi setelah melalui serangkaian uji klinis dan penelitian. Obat paten memiliki harga yang lebih tinggi karena perusahaan farmasi harus menutupi biaya riset, pengembangan, dan pemasaran.

Sementara itu, obat generik adalah versi obat yang telah diizinkan untuk diproduksi oleh produsen lain setelah izin dari otoritas kesehatan. Obat generik memiliki kandungan zat aktif yang sama dengan obat paten, tetapi biasanya dijual dengan harga yang lebih rendah karena produsen generik nggak perlu mengeluarkan biaya riset dan pengembangan seperti produsen obat paten. Meskipun demikian, obat generik harus memenuhi standar kualitas, keamanan, dan efektivitas yang sama dengan obat paten, ya.

Renaldi menegaskan kalau anggapan obat paten lebih efektif hanyalah sebuah “katanya” alias mitos. Menurutnya, selama kandungan zat aktif dalam obat tersebut sama, maka manfaatnya juga akan sama. Ia memberikan analogi seumpama kita membeli pakaian, terkadang kita bisa menemukan produk yang identik baik di pasar maupun di mal. Perbedaannya mungkin hanya terletak pada mereknya, sehingga harganya bisa bervariasi.

Renaldi juga menyoroti ada pula obat yang dimodifikasi dengan penambahan zat aktif lain, sehingga menjadi kombinasi obat. Dalam konteks ini, ia menegaskan memilih obat generik nggak masalah selama kandungan zat aktif dan dosisnya sama dengan obat paten yang diinginkan. Oleh karena itu, penting untuk bijak dalam memilih jenis obat yang tepat sesuai dengan kebutuhan medis yang ada, ya, TeMantappu!

Baca Juga: Kupas Tuntas Isu Kesehatan bareng Ekida Rehan, Gimana Cara Meninggikan Badan?

Farhan Tanya: Memang Ada Infus yang Dipasang di Kepala?

Farhan Firmansyah dan Qonitcah | Sumber: TikTok/farhanfirms

Dalam sesi #FarhanTanya kali ini, Farhan berkolaborasi dengan Qonitcah, seorang kreator konten edukasi kesehatan. Topik yang mereka bahas mengenai kebenaran tentang pemasangan infus di kepala. Memang ada, ya, infus di kepala?

Qonitcah memberikan penjelasan pemasangan infus di kepala memang merupakan fakta yang terjadi dalam praktek medis. Ia menjelaskan pemasangan infus di kepala biasanya dilakukan pada bayi yang membutuhkan cairan intravena. Hal ini karena pada bayi, seringkali sulit untuk memasang infus di tangan atau kaki karena ukuran yang terlalu kecil. Oleh karena itu, sebagai alternatif, infus dipasang di kepala di area yang memiliki pembuluh darah yang cukup untuk menyuntikkan cairan intravena.

Penjelasan ini menunjukkan kalau praktek pemasangan infus di kepala bukanlah sekadar mitos atau kepercayaan yang nggak berdasar, melainkan merupakan tindakan medis yang dilakukan sesuai kebutuhan pasien, terutama pada kasus-kasus khusus seperti pada bayi yang membutuhkan perawatan khusus.

Baca Juga: 7 Film Pendek Turah Parthayana, Ada Jarak Antar Kanvas!

***

Wah, memang konten yang dibagikan oleh dokter Farhan selalu menghadirkan informasi baru. Nggak hanya membahas budaya sunat di Korea, obat paten dan generik, tetapi juga mengulas topik seputar pemasangan infus. Pembahasan #FarhanTanya nggak hanya berkisar pada topik-topik umum, tetapi juga merambah ke dalam aspek-aspek medis yang mungkin kurang dikenal oleh masyarakat umum. Kita tunggu, ya, konten terbaru lainnya dari Farhan!

Media Sosial Farhan Firmansyah

Yuk, ikuti media sosial Farhan buat dapetin insight seputar isu kesehatan!

Artikel Terkait

Recent Posts

WenJelajah: Proyek Owen Eksplorasi Lingkungan di Indonesia

WenJelajah: Proyek Owen Eksplorasi Lingkungan di Indonesia

Owen, selepas lulus dari Avans University of Applied Sciences di Belanda, kini punya proyek baru, WenJelajah, yang mengajak kita mengeksplorasi kekayaan alam Indonesia. Dalam perjalanan pertamanya ke Sumba, Owen menyaksikan inovasi ramah lingkungan di Paud Efata, sekolah yang dibangun dari sampah plastik yang didirikan Rumah Lukis Erika. Melalui WenJelajah, Owen mengajak generasi muda untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan mengenal keindahan alam Indonesia. Yuk, simak keseruannya!

Hari Terakhir Yusuke di Indonesia: Rating Wisata Kuliner di Sekitar Kos

Hari Terakhir Yusuke di Indonesia: Rating Kuliner di Sekitar Kos

Yusuke menghabiskan hari terakhirnya di Indonesia dengan mencicipi berbagai makanan enak di sekitar kosannya. Dari sarapan bubur ayam hingga makan siang bakmi, ia berbagi pengalamannya mencoba kuliner Indonesia. Dalam artikel ini, Yusuke juga memberikan rating untuk setiap makanan yang ia coba, serta berbagi kesan tentang kebudayaan dan lingkungan sekitar yang ia temui. Baca pengalaman serunya menjelajah kuliner Indonesia sebelum kembali ke Jepang!

3 Kebiasaan Unik Orang Korea Versi Jang Hansol

3 Kebiasaan Unik Orang Korea Versi Jang Hansol

Kenali tiga fakta unik kebiasaan orang Korea yang dibagikan Jang Hansol! Dari keheranan mereka melihat orang Indonesia makan nasi goreng dengan es campur, kebiasaan nonton drama Korea yang beda, sampai tradisi sikat gigi setelah makan siang di kantor. Simak selengkapnya untuk tahu serunya perbedaan budaya Indonesia-Korea di artikel ini!