Get In Touch
Menara Caraka, Lantai 12, Jl. Mega Kuningan Barat, Blok E4 7 No. 1, Kawasan Mega
Kuningan, Jakarta 12950
Work Inquiries
partnership@mantappu.com
(+62) 818 0401 3060

Gaji Tukang Sampah di Belanda Mencapai Dua Digit?

May 16, 2024

by Fahma Ainurrizka

Jerhemy Owen sering mengulas berbagai aspek kehidupan di Belanda, mulai dari kebudayaan, warisan sejarah, hingga lingkungan di sana. Kali ini, Owen membawa kita menelusuri sudut pekerjaan yang mungkin jarang dibahas, yaitu profesi tukang sampah. Kira-kira berapa, sih, gaji tukang sampah di Belanda? Yuk, kita bahas bareng Owen!

Jerhemy Owen mengunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung terbesar di ASEAN | Sumber: Instagram/@jerhemynemo

Hai, TeMantappu!

Di Indonesia, pandangan masyarakat terhadap pekerjaan tukang sampah seringkali dianggap sebelah mata. Namun, di negara maju seperti Belanda, perspektif terhadap profesi satu ini berbeda jauh. Di sana, tukang sampah dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari infrastruktur kota dan dihormati sebagai pilar penting dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Kali ini, Owen mencoba mengeksplorasi lebih lanjut pekerjaan tukang sampah di Belanda. Owen sekaligus mengingatkan akan pentingnya menghargai ragam pekerjaan yang kerap dianggap remeh, tetapi nyatanya punya dampak yang signifikan bagi kehidupan sehari-hari masyarakat. Yuk, kita bahas!

Gaji Tukang Sampah di Belanda

Jerhemy Owen bersama Pandawara menjajal profesi sebagai tukang sampah di Belanda | Sumber: TikTok/@jerhemynemoo

Ternyata, tukang sampah di Belanda memiliki gaji yang cukup menggiurkan, lho. Rata-rata, seorang tukang sampah di Belanda bisa mendapatkan sekitar 75 juta per bulan atau setara dengan 900 juta per tahun. Ini belum termasuk berbagai tunjangan tambahan seperti biaya kesehatan, asuransi, jatah cuti, dan tunjangan pensiun yang juga diberikan kepada mereka.

Menurut Owen, ini menunjukkan kalau profesi tukang sampah di sana dianggap sama pentingnya dengan pekerjaan lainnya. “Beneran setara kayak pekerjaan lainnya,” terang Owen.

Meskipun memang nggak bisa dibandingkan dengan di Indonesia karena tingkat pajak yang tinggi di Belanda, bisa sampai 30-40%. Mungkin, gaji bersih yang didapat bisa mencapai 600 juta per tahun.

Perbedaan mendasar juga terlihat dari tingkat kesulitan pekerjaan. “Ini nggak seberat jadi tukang sampah di Indonesia karena negaranya (Belanda) udah bersih banget. Jadinya, nggak ribet sama sekali,” jelas Owen lebih lanjut. 

Di Belanda, tugas sebagai tukang sampah nggak seberat di Indonesia karena negara tersebut sudah memiliki sistem pengelolaan sampah yang lebih baik. Hal ini membuat kerja mereka terhitung lebih ringan dan nggak serumit yang dibayangkan.

Salah satu hal yang membuat pekerjaan tukang sampah di Belanda lebih efisien adalah penggunaan teknologi yang canggih. Dengan adanya mesin-mesin modern, mereka nggak perlu lagi melakukan pengangkutan sampah secara manual, sehingga pekerjaan mereka menjadi lebih nyaman dan efektif. “Teknologi di sini kan udah canggih, ya, jadinya nggak perlu pegal-pegal ngangkutin sampahnya karena tinggal pakai mesin aja,” terang Owen.

Meskipun gaji yang ditawarkan di Belanda terlihat lebih besar, tetapi biaya hidup yang di sana tentunya lebih tinggi dibandingkan di Indonesia. Namun, yang jelas, penghargaan terhadap semua jenis pekerjaan di Belanda sangat tinggi, menunjukkan rasa hormat terhadap berbagai profesi dalam masyarakat. “Tapi intinya semua pekerjaan di sini itu dihargai,” ujar Owen akhirnya.

Owen Mencoba Menjadi Tukang Sampah di Belanda

Jerhemy Owen bersama Pandawara menjajal profesi sebagai tukang sampah di Belanda| Sumber: TikTok/@jerhemynemoo

Nggak ketinggalan, Owen dan Pandawara memutuskan untuk menjajal menjadi tukang sampah di Belanda dalam sehari, lho. Owen menjawab tantangan ini, “Gimana mau nolak kalau dapat duit sebanyak itu,” selorohnya.

Saat menyamar menjadi tukang sampah di Belanda, Owen mengunjungi berbagai rumah di Denmark untuk mengambil sampah. Namun, yang menarik nyatanya di sana setiap rumah di Belanda memiliki empat atau bahkan lebih banyak tong sampah dengan kategori yang berbeda-beda.

“Sampah ini nggak diambil tiap hari,” jelas Owen. Sebagai contoh, hari Senin ditetapkan sebagai hari pengambilan sampah plastik, Selasa untuk sampah kertas, Rabu untuk sampah organik, dan seterusnya.

Tujuan dari sistem ini sangat menarik. Selain untuk efisiensi operasional, tujuan utamanya adalah untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan oleh masyarakat. Dengan membatasi hari pengambilan sampah untuk setiap jenisnya, diharapkan masyarakat menjadi lebih sadar akan pola konsumsi mereka dan lebih memperhatikan keberlanjutan lingkungan.

Hal ini juga mendorong praktik daur ulang dan pengelolaan sampah yang lebih baik di tingkat rumah tangga dengan adanya pemilahan. “Ternyata biar biaya operasionalnya lebih hemat dan sekaligus maksa warganya nggak ngehasilin sampah terlalu banyak. Dan yang paling penting dipilah-pilah,” ujar Owen.

***

Wah, perbedaan beban kerja tukang sampah di Indonesia dan Belanda memang cukup menarik buat diamati. Namun, yang patut ditekankan adalah pesan yang disampaikan Owen tentang pentingnya menghargai setiap jenis pekerjaan, tanpa terkecuali! Setuju nggak, nih, TeMantappu?

Media Sosial Jerhemy Owen

Mau mendapat informasi terkini tentang acara-acara terkait Indonesia di Belanda? Ikuti perkembangan terbaru melalui media sosial Owen di bawah ini, ya:

Artikel Terkait

Jerhemy Owen menjajal RM Padang di Belanda!

Recent Posts

WenJelajah: Proyek Owen Eksplorasi Lingkungan di Indonesia

WenJelajah: Proyek Owen Eksplorasi Lingkungan di Indonesia

Owen, selepas lulus dari Avans University of Applied Sciences di Belanda, kini punya proyek baru, WenJelajah, yang mengajak kita mengeksplorasi kekayaan alam Indonesia. Dalam perjalanan pertamanya ke Sumba, Owen menyaksikan inovasi ramah lingkungan di Paud Efata, sekolah yang dibangun dari sampah plastik yang didirikan Rumah Lukis Erika. Melalui WenJelajah, Owen mengajak generasi muda untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan mengenal keindahan alam Indonesia. Yuk, simak keseruannya!

Hari Terakhir Yusuke di Indonesia: Rating Wisata Kuliner di Sekitar Kos

Hari Terakhir Yusuke di Indonesia: Rating Kuliner di Sekitar Kos

Yusuke menghabiskan hari terakhirnya di Indonesia dengan mencicipi berbagai makanan enak di sekitar kosannya. Dari sarapan bubur ayam hingga makan siang bakmi, ia berbagi pengalamannya mencoba kuliner Indonesia. Dalam artikel ini, Yusuke juga memberikan rating untuk setiap makanan yang ia coba, serta berbagi kesan tentang kebudayaan dan lingkungan sekitar yang ia temui. Baca pengalaman serunya menjelajah kuliner Indonesia sebelum kembali ke Jepang!

3 Kebiasaan Unik Orang Korea Versi Jang Hansol

3 Kebiasaan Unik Orang Korea Versi Jang Hansol

Kenali tiga fakta unik kebiasaan orang Korea yang dibagikan Jang Hansol! Dari keheranan mereka melihat orang Indonesia makan nasi goreng dengan es campur, kebiasaan nonton drama Korea yang beda, sampai tradisi sikat gigi setelah makan siang di kantor. Simak selengkapnya untuk tahu serunya perbedaan budaya Indonesia-Korea di artikel ini!