Matthew dalam kontennya memang sering membahas berbagai aspek terkait Jerman dari A-Z. Kali ini, ia menyoroti hal-hal yang umum dijumpai di Indonesia, tetapi langka atau bisa disebut barang yang nggak biasa di Jerman. Penasaran apa saja? Yuk, kita simak!
Halo, TeMantappu!
Setelah beberapa waktu lalu sempat membahas kereta cepat di Jerman yang ternyata nggak cepat-cepat amat alias sering terlambat, yuk kita kembali melihat perbandingan antara Jerman dan Indonesia.
Kali ini, Matthew membahas mengenai hal-hal yang umum dijumpai di Indonesia, tapi jarang atau bahkan nggak biasa ditemui di Jerman. Apa saja, sih, yang termasuk dalam kategori ini? Yuk, kita simak!
Table of Contents
Jarang Ada AC di Jerman
“Di Jerman tuh jarang banget nemu AC. Bahkan di tempat umum kayak di mall itu juga nggak ada. Jadi, cukup pengap ya,” jelas Matthew.
Di Jerman, kebiasaan nggak pakai AC itu lumrah banget, bahkan di tempat-tempat umum seperti mal. Menariknya, hal ini punya alasan yang cukup kuat.
Pertama-tama, musim panas di Jerman memang nggak sepanjang di negara-negara tropis. Biasanya cuma sebentar dan nggak sepanas di Indonesia. Jadi, banyak orang di sana lebih suka mengandalkan ventilasi alami, seperti buka jendela atau pintu, seperti yang dilakukan Mattew, biar udara segar masuk ke dalam ruangan.
Alasan kedua, banyak warga Jerman yang memandang AC sebagai sesuatu yang boros energi dan kurang ramah lingkungan. Mereka lebih memilih alternatif yang lebih hemat energi dan lebih bersahabat dengan lingkungan, terutama mengingat kesadaran lingkungan yang tinggi di negara tersebut.
Selain itu, pemakaian AC juga dianggap bisa memicu masalah kesehatan, seperti flu atau alergi, terutama bagi mereka yang sensitif terhadap perubahan suhu atau sirkulasi udara dalam ruangan.
Baca Juga: Erika Ebisawa Cover Lagu OST Anime dan Hits Jepang, Ada Yoasobi!
CCTV Minim Ditemukan di Jerman
Di Jerman, konsep privasi memang sangat dijunjung tinggi, sehingga penggunaan CCTV dalam kehidupan sehari-hari umumnya jarang ditemui. Mereka cenderung lebih mengutamakan hak privasi individu ketimbang pengawasan yang terlalu masif. Pasalnya, warga Jerman kurang nyaman jika wajah atau aktivitas mereka terekam secara nggak sengaja oleh kamera pengawas.
Selain itu, ada pandangan kalau keberadaan CCTV nggak secara signifikan meningkatkan tingkat keamanan, terutama di lingkungan yang sudah diatur dengan baik oleh aturan hukum yang ketat.
Mereka percaya kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang ada sudah cukup buat menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat. Namun, seperti yang dialami oleh beberapa orang, kekurangan pengawasan CCTV juga bisa menjadi kendala ketika terjadi kejahatan atau pelanggaran, seperti kasus vandalisme atau pencurian, di mana identifikasi pelaku bisa menjadi sulit tanpa bukti rekaman visual yang jelas.
Hal itupun juga dialami Matthew. “Belum lama ini, tempat tinggal aku di-vandalisme dan sempat ada yang kemalingan dan sampai sekarang belum ketahuan pelakunya siapa karena nggak ada CCTV. Susah juga, sih, ini,” cerita Matthew.
Baca Juga: Mengunjungi Rumah Baru Hitomi: Luas dan Tampak Homey
***
Wah, ternyata perbedaan budaya antara Jerman dan Indonesia memang cukup mencolok, termasuk dalam hal barang-barang yang umumnya dijumpai di satu negara dan jarang di negara yang lain. Selain AC yang jarang ditemui di Jerman, ada nggak, sih, barang lain yang langka di Jerman, tapi populer di Indonesia, TeMantappu?
Media Sosial Alexander Matthew
Mau tahu lebih banyak tentang fakta lain seputar Jerman? Ikuti media sosial Matthew di bawah ini biar nggak ketinggalan upcoming updates dari Matthew:
Artikel Terkait
- Matthew, Mahasiswa Indo yang Bawa Rice Cooker ke KFC Jerman!
- Jelajah Edinburgh ‘Kota Kelahiran Harry Potter’ bareng Alexander Matthew
- MantaView Birthday Edition – Alexander Matthew Berulang Tahun ke-22!
- 5 Fakta Unik Jerman Versi Alexander Matthew
- Sisi Gelap Jerman yang Jarang Diketahui Versi Alexander Matthew
- Cap Lang Bukan Produk Indonesia? Simak Penjelasan Alexander Matthew
- Pengalaman Alexander Matthew: Kereta Cepat Jerman Selalu Telat?