Get In Touch
Menara Caraka, Lantai 12, Jl. Mega Kuningan Barat, Blok E4 7 No. 1, Kawasan Mega
Kuningan, Jakarta 12950
Work Inquiries
partnership@mantappu.com
(+62) 818 0401 3060

Jehian Sijabat: Masa Depan Cerah Industri Creator Economy

May 31, 2024

by Fahma Ainurrizka

Jehian Sijabat baru-baru ini membahas creator economy–sebuah industri media potensial di masa depan. Ternyata, dalam skema creator economy, setiap individu punya potensi menjadi “media” mereka sendiri. Terus, gimana, sih, suka dan duka Jehian selama menjalankan bisnis dalam creator economy ini? Yuk, kita simak lebih lanjut pengalaman dan strategi dari CEO Mantappu Corp. ini!

Jehian Sijabat, direktur utama Mantappu Corp. | Sumber: instagram.com/jehianps

Hai, TeMantappu!

Kali ini, kita akan membahas wawancara menarik antara Jehian Sijabat dan Raditya Dika yang mengulas tentang creator economy, sebuah bagian dari industri media yang menjanjikan dan punya potensi besar

Dalam wawancara tersebut, Jehian yang akrab dipanggil Bang Ian ini, berbagi cerita perjalanannya dari awal menjadi manajer Jerome Polin hingga mendirikan Mantappu Corp. sebagai perusahaan talent management yang sukses berkolaborasi dengan berbagai brand besar. Yuk, kita simak lebih lanjut!

Kerja Sama Adik Kakak: Jerome dan Jehian

Jehian mengawalinya dengan menceritakan kembali awal mula kakak beradik ini menjalin kerja sama bisnis hingga awet sampai sekarang. Menurut Jehian, bakat Jerome untuk tampil di depan kamera memang sudah terlihat sejak SMA. Dari situlah kerjasama kreatif mereka mulai berkembang; Jerome creating konten dan Jehian kejatahan managing dari A-Z.

Suatu kali, ketika Jehian berada di semester dua kuliah dan Jerome masih kelas 11, mereka mendirikan platform pembelajaran bernama QnA Group yang fokus pada edukasi. Kamu pernah dengar nggak, nih, TeMantappu? Saat itu, Jehian tertarik mengeksplorasi dunia bisnis, sementara Jerome punya keinginan kuat untuk mengajar.

Hal ini pula yang mengawali kanal YouTube Nihongo Mantappu; yang sebetulnya bukanlah sekadar iseng semata, tetapi memang sudah ada strategic plan-nya. Jerome sebenarnya ingin membuat video pembelajaran. Namun, saat itu, QnA Group yang berbasis di platform Line nggak memungkinkan untuk mengunggah video panjang dengan kualitas piksel yang baik. Hal ini mendorong Jerome dan Jehian buat mencari platform lain yang lebih cocok untuk kebutuhan mereka. YouTube menjadi pilihan yang tepat, dan dari situlah Nihongo Mantappu lahir.

Berawal dari Nihongo Mantappu

Awalnya, Nihongo Mantappu memang dimaksudkan untuk mengajarkan bahasa Jepang kepada masyarakat luas, sesuai dengan namanya. Dibarengi dengan Jerome yang juga membahas Matematika di sana.

Namun, suatu hari, materi bahasa Jepang yang mereka punya sudah habis. Kemudian muncul pertanyaan: “Habis ini ngapain, nih?”

Dari situlah muncul ide untuk tetap memasukkan elemen edukasi bahasa Jepang dalam konten mereka, tetapi dengan cara yang lebih menarik. Mereka memutuskan untuk tetap menampilkan kanji dan katakana di video, tetapi sambil Jerome melakukan kegiatan lain alias nge-vlog. Biar ada sisi hiburannya gitu.

Di sinilah, Jerome mulai gencar mencari partner. Perjalanan panjang tersebut pada akhirnya yang mempertemukan Jerome dengan Waseda Boys (Tomohiro, Otsuka, Yusuke), Erika, Takuya, hingga Hitomi.

Kenapa, sih, harus ber-partner? Kenapa Jerome nggak bikin konten sendiri saja?

Jehian menjelaskan, “To show that this is an authentic Japanese experience, lo harus berteman dengan orang Jepang. Karena kenyataannya bisa aja kita diaspora tapi mainnya ke kita-kita doang (orang Indonesia),” ungkap Jehian. Oleh karena itu, ia menyarankan Jerome untuk berteman dengan orang Jepang agar kontennya lebih autentik dan menunjukkan pengalaman asli di Jepang.

Jehian sebagai Manager Jerome

It’s common kalau misal ada saudaranya yang terkenal, biasanya manager-nya nggak jauh-jauh dari keluarganya, entah kakak, adik, ibu, atau ayahnya. Nah, gue nggak tahu, nih, sebenarnya gue emang layak dan punya skill sebagai manager atau kebetulan gue kakaknya Jerome aja,” ungkap Jehian.

Untuk memastikan dirinya benar-benar layak dan memiliki keterampilan sebagai manajer, Jehian sempat bekerja di sebuah perusahaan media sambil belajar. Pengalaman ini memberinya pengetahuan dan kepercayaan diri yang lebih besar dalam mengelola karier Jerome.

Lima bulan setelah menjadi manajer Jerome, Jehian merasa siap untuk mencari talent lain. “I want to try to pitch to another talents,” kata Jehian. Saat itu, ia menargetkan Turah Parthayana, Leonardo Edwin, dan Jang Hansol.

Setelah berhasil merekrut ketiga talent pertama tersebut, Jehian akhirnya memutuskan untuk resign sebagai manajer talent, sekaligus memperkuat komitmennya untuk mengembangkan Mantappu Corp. menjadi perusahaan talent management yang sukses.

Dari Teknik Dirgantara ITB ke Dunia Bisnis Entrepreneurship

Sebagai seorang entrepreneur otodidak, Jehian mencari mentor untuk membantunya mengembangkan bisnis. Ia merasa ada kemiripan dengan mentornya karena keduanya sama-sama menggunakan media sosial pribadi, seperti Instagram, untuk mempromosikan talent-nya. Ini berbeda dengan beberapa manajer lain yang lebih suka bekerja di belakang layar, hanya mengurusi B2B tanpa terlibat langsung dalam promosi. Yup, kuncinya ada di media sosial!

Awalnya, Jehian menjalankan talent management ini secara personal selama hampir dua tahun, dari 2019 hingga Agustus 2021. Baru setelah itu, ia memutuskan untuk membuat perusahaan resmi dengan mendirikan PT.

Ketika ditanya tentang tantangan terbesar dalam tahun pertama menjalankan talent management company, Jehian menjawab “Establishing communication sama partners ataupun calon partners, entah brand atau agency,” adalah salah satu yang paling menantang. Ia harus mencari cara agar talent-talent yang ia kelola bisa masuk dalam database calon klien dan mitra potensial.

Selain itu, salah satu pelajaran penting yang Jehian tarik dari pengalamannya adalah pentingnya punya partner untuk brainstorming dan orang-orang yang bisa handling PR crisis. Ia butuh partner karena Jehian belajar dunia bisnis secara on-the-go sehingga ia merasa butuh banyak belajar lagi.

Jehian juga menekankan pentingnya social listening agar nggak terjebak dalam echo chamber. Misalnya, ketika kreator membuat video, komentar di video tersebut kebanyakan positif karena berasal dari penggemar mereka, yang bisa saja subjektif. Sebab itu, Jehian menekankan pentingnya mencari opini di tempat yang lebih netral untuk mengetahui apa yang sebenarnya dibicarakan.

Jehian: Everyone is a Creator dan Potensi Besar Industri Creator Economy

Ketika semua orang bisa menjadi kreator dengan supply konten yang sangat melimpah-ruah, ini menciptakan tantangan baru bagi bisnis yang bergantung pada talents. Lalu, gimana, sih, caranya mendapatkan keuntungan atau growth? 

Jehian percaya kalau content creator bukan hanya tentang monetisasi konten atau sekadar content creator yang membuat konten. Ini juga linear dengan misi Jehian untuk “amplifying Indonesia creator economy”.

Ia melihat ada potensi besar bagi industri dan bisnis untuk tumbuh pesat dengan adanya content creator. Keberadaan content creator nggak sesederhana hanya menjadikan mereka brand ambassador. 

“Cara untuk growth bisnis dari 1x menjadi 10x dengan cepat adalah dengan menjadikan CEO atau karyawan di dalamnya sebagai kreator. Artinya, setiap orang dalam bisnis tersebut harus memiliki ‘creator variabel’ dalam diri mereka saat menjalankan pekerjaannya,” ungkap Jehian. 

Jehian menekankan pentingnya media sosial untuk mengamplifikasi setiap lini bisnis yang berkaitan dengan content creator. Nah, bagi Jehian keberadaan media sosial dapat mempercepat pertumbuhan bisnis ini dibandingkan jika nggak menggunakan elemen content creator dan media sosial.


Wah, ternyata Jehian punya perjalanan panjang di industri ini dan cita-citanya buat ngembangin creator economy di Indonesia, ya. Gimana menurut kamu, nih, TeaMantappu, kamu tertarik juga menjadi kreator konten? 

Media Sosial Jehian Sijabat

Nantikan konten terbaru dari Jehian dengan ikuti media sosialnya di bawah ini:

Tonton wawancara Cinta Laura dengan Jerome dan Jehian di sini!

Recent Posts

WenJelajah: Proyek Owen Eksplorasi Lingkungan di Indonesia

WenJelajah: Proyek Owen Eksplorasi Lingkungan di Indonesia

Owen, selepas lulus dari Avans University of Applied Sciences di Belanda, kini punya proyek baru, WenJelajah, yang mengajak kita mengeksplorasi kekayaan alam Indonesia. Dalam perjalanan pertamanya ke Sumba, Owen menyaksikan inovasi ramah lingkungan di Paud Efata, sekolah yang dibangun dari sampah plastik yang didirikan Rumah Lukis Erika. Melalui WenJelajah, Owen mengajak generasi muda untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan mengenal keindahan alam Indonesia. Yuk, simak keseruannya!

Hari Terakhir Yusuke di Indonesia: Rating Wisata Kuliner di Sekitar Kos

Hari Terakhir Yusuke di Indonesia: Rating Kuliner di Sekitar Kos

Yusuke menghabiskan hari terakhirnya di Indonesia dengan mencicipi berbagai makanan enak di sekitar kosannya. Dari sarapan bubur ayam hingga makan siang bakmi, ia berbagi pengalamannya mencoba kuliner Indonesia. Dalam artikel ini, Yusuke juga memberikan rating untuk setiap makanan yang ia coba, serta berbagi kesan tentang kebudayaan dan lingkungan sekitar yang ia temui. Baca pengalaman serunya menjelajah kuliner Indonesia sebelum kembali ke Jepang!

3 Kebiasaan Unik Orang Korea Versi Jang Hansol

3 Kebiasaan Unik Orang Korea Versi Jang Hansol

Kenali tiga fakta unik kebiasaan orang Korea yang dibagikan Jang Hansol! Dari keheranan mereka melihat orang Indonesia makan nasi goreng dengan es campur, kebiasaan nonton drama Korea yang beda, sampai tradisi sikat gigi setelah makan siang di kantor. Simak selengkapnya untuk tahu serunya perbedaan budaya Indonesia-Korea di artikel ini!