Get In Touch
Menara Caraka, Lantai 12, Jl. Mega Kuningan Barat, Blok E4 7 No. 1, Kawasan Mega
Kuningan, Jakarta 12950
Work Inquiries
partnership@mantappu.com
(+62) 818 0401 3060

Jerhemy Owen Ungkap Transformasi Pengelolaan Sampah di TPST Banyumas

July 10, 2024

by Fahma Ainurrizka

Owen kali ini mengajak kita ke Banyumas, tempat yang punya cara unik dalam mengelola sampah. Di sini, warganya bener-bener aktif dalam menjaga lingkungan, terbukti dari suksesnya program SUMPAH BERUANG yang mereka terapkan. Mereka bisa jual sampah organik dan plastik, yang langsung diambil oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Yuk, kita eksplor lebih dalam gimana Banyumas menjadi inspirasi untuk menjaga kebersihan dan kesadaran lingkungan bareng Jerhemy Owen!

Jerhemy Owen di TPST Banyumas | Sumber: YouTube/JerhemyOwen

Hai, TeMantappu!

Kali ini, Owen menunjukkan cuplikan berita menarik tentang salah satu kabupaten di Indonesia yang mendapat apresiasi dari negara ASEAN atas inovasinya dalam pengelolaan sampah. Sebagai mahasiswa ilmu lingkungan di Belanda, Owen tentu saja tertarik banget dengan kabar ini.

Ternyata, Kabupaten Banyumas menjadi sorotan karena berhasil menerapkan sistem pengelolaan sampah efektif di Indonesia. “Kita sering mendengar Indonesia masih kesulitan dalam mengelola sampahnya sendiri,” ujar Owen. “Tapi, kabupaten ini membuktikan dengan inovasi yang tepat, kita bisa mengatasi masalah ini,” tambahnya optimis.

Yuk, kita ikuti Owen dalam perjalanannya ke TPST Kedungrandu di Banyumas untuk melihat langsung gimana cara mereka mengelola sampah!

Transformasi Pengelolaan Sampah di Banyumas

Jerhemy Owen di TPST Banyumas | Sumber: YouTube/JerhemyOwen

Owen bercerita kalau dulu Banyumas menghadapi masalah serius dengan sampah, bahkan mampu menghasilkan 600 ton sampah per hari, lho. Namun, saat ini 80% dari total sampah berhasil diolah dengan baik. “Banyumas sekarang menjadi salah satu daerah dengan sistem pengelolaan sampah terbaik di Indonesia,” jelas Owen.

Menurut Owen, kesan pertamanya saat tiba di Banyumas adalah bersihnya kota tersebut. “Kondisinya bersih. Kontras sekali dengan kondisi lima tahun lalu, guys,” jelas Owen. Ia menjelaskan dulu pengelolaan sampahnya terbatas sementara jumlah penduduk terus bertambah.

Owen juga berkesempatan bertemu dengan Kepala Dinas Lingkungan Hidup di Banyumas yang menjelaskan program SUMPAH BERUANG (Sulap Sampah Berubah Jadi Uang) di Banyumas. Program ini bertujuan untuk mengatasi masalah sampah yang menumpuk.

Sebelumnya, sampah di Banyumas nggak diolah sama sekali. Sekarang, Banyumas telah menghentikan penumpukan sampah dan bahkan sampah yang tercampur dengan tanah sudah dibersihkan menggunakan mesin HUAR biar lebih mudah diproses ke tahap berikutnya. “Yang menarik, mesin ini adalah inovasi langsung dari Banyumas,” tambah Owen antusias.

TPST Kedungrandu dan Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu di Banyumas

Jerhemy Owen di TPST Banyumas | Sumber: YouTube/JerhemyOwen

“Jadi sekarang di Banyumas, sampah-sampah di rumah itu udah enggak diangkut sama pemerintah lagi. Tapi diangkut sama Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM),” cerita Owen. KSM ini nggak hanya mengolah sampah, tetapi juga aktif dalam pengumpulan sampah dan melakukan sosialisasi kepada warga Banyumas.

“Ada sekitar 1500 pekerja dan sekarang, satu TPST bisa mendapatkan penghasilan bersih sampai puluhan juta rupiah,” lanjut Owen.

Di TPST Kedungrandu, sistem pengelolaan sampah terbilang canggih dengan pemisahan antara sampah organik dan anorganik. Di sini, sampah sisa makanan diolah dengan memberikan makanan kepada ulat maggot yang kemudian dijual sebagai pakan hewan ternak. “Selain itu, sampah plastik yang kurang baik kualitasnya akan dikeringkan dan dicacah untuk digunakan sebagai bahan pengganti batu bara atau RDF (Refuse-Derived Fuel),” jelas Owen.

Selain TPST Kedungrandu, Banyumas juga memiliki 23 tempat pengolahan sampah lainnya yang tersebar di berbagai wilayah, lho. Metode pengolahan nggak hanya melalui TPST dan KSM, tetapi juga dengan menggunakan mesin pirolisis untuk mengolah sisa sampah yang nggak dapat diolah. 

Selain itu, ada juga Tempat Pemrosesan Akhir Berbasis Lingkungan dan Edukasi (TPA BLE) yang berfungsi sebagai solusi akhir bagi sisa sampah yang nggak dapat diolah lebih lanjut.

Aplikasi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di Banyumas

Jerhemy Owen di TPST Banyumas | Sumber: YouTube/JerhemyOwen

“Salah satu hal yang membuat pengelolaan sampah di Banyumas begitu berhasil adalah kesadaran lingkungan yang tinggi di kalangan warganya,” ujar Owen. Menurutnya, ini juga menjadi bukti nyata dari keberhasilan program SUMPAH BERUANG yang diterapkan di sana.

Owen menjelaskan kalau warga Banyumas aktif dalam menjual sampah organik dan plastik melalui aplikasi SALINMAS dan JEKNYONG. Melalui aplikasi ini, mereka bisa dengan mudah mengumpulkan sampah dan menjualnya kepada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah di daerah tersebut. 

“Harga jual sampah plastik biasanya sekitar 6 ribu rupiah per kilogram, sedangkan untuk sisa makanan atau sampah organik, harganya sekitar 400 rupiah per kilogram,” jelas Owen.

Menurut Owen, model pengelolaan sampah yang melibatkan partisipasi aktif warga ini patut dicontoh. Dengan demikian, nggak hanya mengurangi masalah sampah, tetapi juga menciptakan kesadaran lingkungan yang lebih baik di masyarakat Banyumas.

Tonton cerita Owen yang mendatangi langsung TPST Kedungrandu di Banyumas!

Wah, menarik banget ya topik yang dibawa Owen kali ini tentang TPST Banyumas! Dari ceritanya, kita bisa melihat betapa pentingnya peran inovasi dan partisipasi aktif masyarakat dalam mengelola sampah.

Semoga keberhasilan yang dicapai oleh Banyumas dapat menginspirasi daerah lain untuk melakukan langkah serupa dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan, ya!

Media Sosial Jerhemy Owen

Yuk, ikuti keseruan Owen lainnya dalam membahas topik lingkungan dengan mengikuti media sosialnya di bawah ini!

Recent Posts

WenJelajah: Proyek Owen Eksplorasi Lingkungan di Indonesia

WenJelajah: Proyek Owen Eksplorasi Lingkungan di Indonesia

Owen, selepas lulus dari Avans University of Applied Sciences di Belanda, kini punya proyek baru, WenJelajah, yang mengajak kita mengeksplorasi kekayaan alam Indonesia. Dalam perjalanan pertamanya ke Sumba, Owen menyaksikan inovasi ramah lingkungan di Paud Efata, sekolah yang dibangun dari sampah plastik yang didirikan Rumah Lukis Erika. Melalui WenJelajah, Owen mengajak generasi muda untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan mengenal keindahan alam Indonesia. Yuk, simak keseruannya!

Hari Terakhir Yusuke di Indonesia: Rating Wisata Kuliner di Sekitar Kos

Hari Terakhir Yusuke di Indonesia: Rating Kuliner di Sekitar Kos

Yusuke menghabiskan hari terakhirnya di Indonesia dengan mencicipi berbagai makanan enak di sekitar kosannya. Dari sarapan bubur ayam hingga makan siang bakmi, ia berbagi pengalamannya mencoba kuliner Indonesia. Dalam artikel ini, Yusuke juga memberikan rating untuk setiap makanan yang ia coba, serta berbagi kesan tentang kebudayaan dan lingkungan sekitar yang ia temui. Baca pengalaman serunya menjelajah kuliner Indonesia sebelum kembali ke Jepang!

3 Kebiasaan Unik Orang Korea Versi Jang Hansol

3 Kebiasaan Unik Orang Korea Versi Jang Hansol

Kenali tiga fakta unik kebiasaan orang Korea yang dibagikan Jang Hansol! Dari keheranan mereka melihat orang Indonesia makan nasi goreng dengan es campur, kebiasaan nonton drama Korea yang beda, sampai tradisi sikat gigi setelah makan siang di kantor. Simak selengkapnya untuk tahu serunya perbedaan budaya Indonesia-Korea di artikel ini!