Kali ini, Owen datang dengan documentary vlog terbarunya yang ngebahas permasalahan di Bali, tempat yang kita semua kenal karena keindahan alamnya. Tapi, sekarang Bali nggak cuma terkenal karena pantai atau sawah-sawahnya, melainkan juga karena kemacetan, gunungan sampah, dan kerusakan alam yang makin parah. Owen nggak sendiri dalam vlog ini—dia kolab sama Ananda Priantara, seorang aktivis muda Bali, buat bahas permasalahan yang mengancam masa depan pulau tercinta ini. Penasaran apa aja yang jadi sorotan mereka? Yuk, simak lebih lanjut!
Hai, TeMantappu!
Bali, pulau yang dikenal dengan keindahan alamnya dan menjadi destinasi impian banyak orang, sekarang menghadapi masalah yang nggak bisa diabaikan begitu saja.
Dalam documentary vlog terbaru Owen, dia ngebahas kondisi Bali yang semakin dipertanyakan—mulai dari kemacetan, gunungan sampah, sampai sawah-sawah yang perlahan hilang karena berubah jadi bangunan. Kolaborasi Owen dengan Ananda Priantara, seorang aktivis muda asal Bali, memberi gambaran jelas soal permasalahan yang sedang dihadapi Bali sekarang.
Yuk, kita bahas apa aja masalah yang Owen soroti dalam vlognya!
Baca Juga: Jerhemy Owen Wisuda di Belanda, Resmi Jadi Sarjana Teknik Lingkungan!
Table of Contents
1. Kemacetan: Sanur yang Nggak Lagi Tenang
Sanur, yang dulunya dikenal sebagai salah satu daerah wisata paling tenang di selatan Bali, sekarang mulai berubah. Menurut Owen, perkembangan di Sanur memang pesat—mulai dari pembangunan pelabuhan baru, rumah sakit internasional, mal, sampai berbagai fasilitas lainnya. Tapi perkembangan pesat ini juga datang dengan masalah besar: kemacetan yang semakin parah.
Sanur sekarang jadi pusat dan titik dari banyak aktivitas, termasuk turis yang mau menyeberang ke pulau-pulau kecil di sekitar Bali. Masalahnya, orang-orang dari berbagai daerah—Gianyar, Denpasar, dan sekitarnya—harus melewati Sanur. Hal ini bikin Sanur seringkali macet parah, terutama di jam-jam sibuk.
Owen juga mengulas bagaimana Bali masih kurang punya transportasi umum yang memadai. Kalau aja ada transportasi umum yang nyaman dan mudah diakses, mungkin kemacetan di Sanur bisa berkurang, ya nggak, TeMantappu?
2. Gunungan Sampah: Pariwisata Maju, Tapi Sampah Makin Banyak
Permasalahan lain yang Owen soroti adalah gunungan sampah di Bali. TPA Suwung jadi sorotan utama dalam vlog ini. TPA Suwung adalah tempat pembuangan sampah akhir untuk beberapa kabupaten besar di Bali, seperti Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan. Masalahnya, TPA ini udah nggak mampu menampung volume sampah yang terus meningkat setiap harinya.
Owen ngebahas Bali manajemen sampah (waste management) yang perlu jadi perhatian lebih. Jumlah sampah yang dihasilkan nggak sebanding dengan pengelolaannya, bikin TPA Suwung semakin penuh. Ananda juga menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat buat ngelola sampah dengan lebih baik.
Salah satunya adalah pentingnya setiap kabupaten di Bali punya tempat pengelolaan sampah sendiri. Jadi, sampah nggak numpuk di satu tempat aja, dan bisa diolah lebih efisien. Selain itu, masyarakat juga harus lebih peduli dengan pengelolaan sampah mereka sendiri, supaya Bali nggak tenggelam di bawah gunungan sampah.
Baca Juga: Semarak HUT RI ke-79: Jerhemy Owen Gelar Lomba untuk Anak-Anak di Bantar Gebang
3. Alih Fungsi Lahan: Sulap Sawah Jadi Bangunan
Sawah-sawah yang dulunya jadi salah satu daya tarik utama Bali, sekarang perlahan hilang digantikan oleh bangunan-bangunan baru. Setiap tahunnya, sekitar 700 hektar sawah di Bali berubah fungsi menjadi area perumahan, vila, atau tempat wisata, ungkap Owen. Salah satu contoh paling jelas adalah Canggu, yang sekarang penuh dengan kafe, bar, dan penginapan mewah.
Menurut Owen, pembangunan di Canggu ini memang membawa keuntungan ekonomi buat Bali, tapi di sisi lain, alam Bali harus dikorbankan. Sawah-sawah yang dulunya hijau dan luas sekarang berubah jadi deretan bangunan. Alih fungsi lahan ini nggak cuma bikin Bali kehilangan identitas alaminya, tapi juga mengurangi ruang hijau yang penting buat keseimbangan ekosistem.
Dalam vlog ini, Owen dan Ananda juga mengawal bagaimana pembangunan yang pesat di Bali seringkali nggak memperhitungkan dampaknya terhadap lingkungan. Kalau terus begini, bisa jadi Bali nggak lagi dikenal sebagai pulau yang indah dan hijau, tapi sebagai pulau yang sesak dengan beton dan bangunan.
4. Kerusakan Alam: Tebing yang Dipotong untuk Hotel
Salah satu hal yang bikin Owen dan Ananda merasa miris adalah kerusakan alam yang terjadi di beberapa area pantai di Bali. Contoh yang paling mencolok adalah tebing di Pantai Pemutih, Uluwatu, yang dipotong buat pembangunan hotel. Meski proyek ini udah dapet izin resmi, Owen ngerasa hal ini tetap rugi buat lingkungan.
Owen dan Ananda ngebahas soal filosofi Tri Hita Karana, yang menekankan pentingnya hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan. Pembangunan yang nggak memperhatikan keseimbangan alam justru akan membawa kerugian jangka panjang buat Bali. Pantai-pantai yang dulu alami dan indah sekarang mulai terancam oleh pembangunan yang terus berkembang tanpa batas.
Vlog Owen ini jadi pengingat kalau kita semua punya tanggung jawab buat menjaga Bali tetap indah dan lestari. Nggak cuma buat generasi sekarang, tapi juga buat generasi mendatang yang bakal datang ke Bali untuk menikmati keindahan yang pernah ada. Kalau nggak ada tindakan nyata, bisa jadi Bali yang kita kenal sekarang bakal tinggal kenangan. Dan tentu yang nggak kalah penting: kawal terus kebijakan pemerintah!
Media Sosial Jerhemy Owen
Ingin terus mendapatkan update tentang kegiatan inspiratif dan proyek keren dari Jerhemy Owen? Yuk, follow Jerhemy Owen di media sosialnya untuk melihat berita terbaru, momen-momen seru, dan tips bermanfaat dari aksi lingkungan: