Get In Touch
Menara Caraka, Lantai 12, Jl. Mega Kuningan Barat, Blok E4 7 No. 1, Kawasan Mega
Kuningan, Jakarta 12950
Work Inquiries
partnership@mantappu.com
(+62) 818 0401 3060

Perempuan di Dunia Kerja: Kenapa Posisi Tinggi Masih Dikuasai Laki-laki?

February 21, 2025

by Fahma Ainurrizka

Dalam episode perdana 30 Questions by 30, Nadhira Afifa membahas tentang peran perempuan dan laki-laki dalam karier. Mengapa posisi tinggi banyak diisi laki-laki, padahal perempuan sering jadi juara di sekolah? Temukan jawabannya dan refleksi tentang tantangan perempuan di dunia kerja dalam artikel ini!

Karier perempuan di dunia kerja, perspektif Nadhira di 30 Questions by 30 | Sumber: TikTok/@nadhiraafifa_

Halo, TeMantappu!

Dalam episode perdana 30 Questions by 30, Nadhira membuka topik yang mungkin sering dipikirkan banyak orang, tapi jarang dibahas secara langsung: kenapa, sih, di dunia kerja, posisi tinggi banyak diisi oleh laki-laki? Padahal, kalau kita lihat waktu sekolah dulu, banyak ‘kan perempuan yang juara kelas? Jadi, di mana perempuannya, ya, saat masuk dunia kerja?

Nadhira pun membahasnya dan menyambungkan pertanyaan tersebut dengan buku Drop The Ball karya Tiffany Dufu. Di buku itu, disebutkan kalau meskipun perempuan menyumbang 50% dari tenaga kerja, cuma sekitar 8% yang berhasil menembus posisi puncak seperti CEO, founder, atau bos. Kenapa, ya, bisa begitu?

Kenapa Perempuan Sulit Capai Posisi Tinggi?

Nadhira coba menjelaskan, salah satu penyebabnya adalah karena perempuan seringkali harus mengurus keluarga. Begitu perempuan ingin meniti karier yang lebih tinggi, banyak dari mereka yang dihadapkan dengan tanggung jawab menjadi ibu, istri, atau bahkan mengurus rumah. 

Nah, peran-peran ini kerap kali lebih mendominasi kehidupan mereka dibandingkan dengan mengejar karier. Padahal, di dunia kerja, saat semakin matang, seseorang biasanya harus memikirkan dengan serius langkah-langkah kariernya agar bisa mencapai posisi tinggi.

“Seiring dengan usia, semakin sulit bagi perempuan untuk mengejar karier karena mereka biasanya sudah disertai kewajiban untuk mengurus anak dan keluarga. Itu sering bikin energi mereka habis untuk bekerja keras,” jelas Nadhira. 

Jadi, meski perempuan sudah bekerja keras, banyak yang merasa tertarik untuk memilih fokus pada keluarga karena peran mereka sebagai ibu atau istri terasa lebih penting.

Stereotip yang Masih Ada

Karier perempuan di dunia kerja, perspektif Nadhira di 30 Questions by 30 | Sumber: TikTok/@nadhiraafifa_

Selain itu, Nadhira juga menjelaskan kalau ada juga stereotip yang seringkali melekat pada perempuan yang berkarier. Misalnya, kalau seorang perempuan terlalu fokus pada kariernya, banyak yang berpikir dia akan menjadi ibu yang buruk atau nggak mampu mengurus keluarga dengan baik. 

Stereotip ini jelas jadi penghalang besar bagi perempuan yang ingin mengejar posisi lebih tinggi. Sebagai hasilnya, mereka harus memilih antara terus berkarier atau menjadi ibu yang baik, padahal mereka bisa saja menjalani keduanya tanpa masalah.

Sementara itu, laki-laki yang mengejar karier tinggi jarang mendapat stereotip yang sama. Kebanyakan laki-laki nggak harus berhadapan dengan pilihan antara karier dan keluarga.

Tentu saja, ini membuka peluang yang lebih besar bagi laki-laki untuk terus mengejar karier tanpa beban berat yang sama dengan perempuan.

Dilema Perempuan dalam Karier dan Keluarga

Nadhira pun menambahkan, perempuan sering kali merasa terjebak dalam dilema antara memilih karier atau keluarga. Hal ini bukan berarti perempuan nggak bisa punya keduanya, tetapi sering kali, mereka merasa harus memilih. 

Karier dan keluarga sama-sama membutuhkan perhatian dan energi besar. Sayangnya, di banyak situasi, perempuan merasa kewalahan dengan kedua peran ini, terutama jika nggak ada dukungan yang cukup dari pasangan, keluarga, atau bahkan lingkungan kerja.

Namun, Nadhira mengingatkan, semakin banyak perempuan sekarang yang berhasil menyeimbangkan keduanya—karier yang sukses dan keluarga yang harmonis. Tentunya, pencapaian ini nggak terjadi begitu saja. 

Banyak perempuan yang berhasil melakukannya karena mereka mendapatkan dukungan, baik itu dari pasangan atau kebijakan kerja yang lebih fleksibel.

Apa yang Bisa Diubah?

Salah satu hal penting yang dibahas Nadhira adalah pentingnya mengubah cara pandang terhadap peran perempuan dalam karier. Saat ini, banyak perempuan yang merasa terhambat karena adanya ekspektasi mereka harus mengutamakan keluarga lebih dulu daripada karier. 

Padahal, perempuan bisa sukses berkarier sambil tetap menjalankan peran sebagai ibu yang baik. Yang dibutuhkan adalah adanya dukungan dari berbagai pihak, mulai dari keluarga, pasangan, hingga perusahaan yang lebih mendukung kebijakan kerja fleksibel.

Nadhira juga mendorong kita semua untuk terus mengubah stereotip yang menganggap perempuan yang sukses berkarier akan mengorbankan peran penting mereka sebagai ibu atau istri. 

Dengan menghilangkan pandangan sempit tersebut, kita bisa membuka kesempatan lebih luas bagi perempuan untuk berkembang di dunia kerja tanpa merasa terhambat oleh peran sosial yang ada. 


Semoga ke depannya, kita bisa melihat lebih banyak perempuan yang sukses berkarier tanpa terbebani oleh ekspektasi sosial. Kalau kamu suka topik bahasan seperti ini, jangan lupa ikuti media sosial Nadhira di bawah, ya!

Media Sosial Nadhira Afifa

Jangan lewatkan kesempatan untuk terus mengikuti perjalanan Nadhira Afifa! Pastikan kamu mengikuti media sosialnya di bawah ini agar nggak ketinggalan update terbaru seputar tips gizi, kesehatan, dan inspirasi menarik lainnya. Dengan konten edukatif yang bermanfaat, Nadhira siap membantu kamu menjalani gaya hidup sehat dan lebih baik. 

Tonton konten lainnya dari Nadira di sini!

Recent Posts

Perempuan di Dunia Kerja: Kenapa Posisi Tinggi Masih Dikuasai Laki-laki?

Dalam episode perdana 30 Questions by 30, Nadhira Afifa membahas tentang peran perempuan dan laki-laki dalam karier. Mengapa posisi tinggi banyak diisi laki-laki, padahal perempuan sering jadi juara di sekolah? Temukan jawabannya dan refleksi tentang tantangan perempuan di dunia kerja dalam artikel ini!

Yusuke Cicipi Kuliner Bandung, Cimol Bojot yang Wajib Dicoba!

Yusuke Cicipi Kuliner Bandung, Cimol Bojot yang Wajib Dicoba!

Yusuke, content creator asal Jepang, kembali ke Indonesia buat mencicipi street food khas Bandung. Dalam vlog terbarunya, Yusuke mengajak kita untuk mengikuti pengalamannya mencoba berbagai jajanan jalanan di Bandung yang khas dengan olahan aci-nya. Penasaran apa saja yang dia coba? Simak lengkapnya di sini!

Kondangan di Indonesia vs Korea: Culture Shock Na Daehoon

Kondangan di Indonesia vs Korea: Culture Shock Na Daehoon

Simak pengalaman Na Daehoon, content creator asal Korea Selatan, menghadiri kondangan di Indonesia! Dari durasi acara yang lama, pakaian warna-warni, hingga sesi foto yang beda banget dari Korea, semuanya bikin Daehoon culture shock. Tapi, lewat pengalamannya ini, Daehoon belajar soal kehangatan budaya Indonesia. Yuk, baca cerita lengkapnya di sini!