Sabtu (20/1) lalu, salah satu talent Mantappu Corp., Ekida Rehan, menjadi pembicara di online talkshow “School of Design” bertema “Xploring Paths: Personal Branding and Balancing Life as a DocCreator” yang diadakan oleh Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia Wilayah IV. Yuk, kita intip keseruannya!
Halo, TeMantappu! Sabtu (20/1) lalu, Ekida Rehan diundang untuk berpartisipasi sebagai speaker dalam online talkshow “School of Design”. Dalam acara tersebut, Ekida membahas berbagai tantangan, kesempatan, dan manajemen waktu sebagai seorang dokter sekaligus content creator. Acara yang berlangsung selama satu jam ini juga membicarakan personal branding melalui konten edukatif selama menjadi mahasiswa preklinik. Mau tahu lebih lanjut? Simak artikel ini sampai tuntas!
Table of Contents
- 1 Awal Mula Ekida Rehan Menjadi Content Creator
- 2 Tips Manajemen Waktu versi Ekida Rehan
- 3 Audiens Konten Ekida Rehan
- 4 Ekida: Content Creator Edukasi Kesehatan
- 5 Motivasi Ekida Rehan dalam Membuat Konten
- 6 Respons Ekida Rehan terhadap Haters
- 7 Project Terbaru Ekida Rehan
- 8 Media Sosial Ekida Rehan
- 9 Artikel Lainnya tentang Ekida Rehan
Awal Mula Ekida Rehan Menjadi Content Creator
TeMantappu, kamu udah kenal Ekida Rehan belum? Ekida memulai perjalanan karirnya sebagai content creator di YouTube pada tahun 2019. Awalnya, ia fokus pada review makanan dan rutin mengunggah video saban minggu dengan harapan mendapatkan lebih banyak subscriber. Namun, dalam waktu setahun, Ekida hanya berhasil mendapatkan total 400 subscriber, yang menurutnya terasa kecil mengingat konsistensinya dalam membuat video.
Pada awal tahun 2020, di masa pandemi, Ekida iseng mencoba tren TikTok dengan membuat fun content. Ternyata…. boom! Konten miliknya mendulang sambutan positif. Sampai suatu hari ada dokter yang memberikan saran kepada Ekida: “Sebagai mahasiswa kedokteran, kenapa kamu bikin konten sebatas lucu-lucuan? Kenapa nggak coba bikin konten edukasi?”
Meskipun awalnya ragu dan kurang percaya diri, Ekida akhirnya memutuskan untuk membuat konten edukasi kesehatan. Ia mendapatkan ide dari materi kuliah yang dicatatnya sebagai mahasiswa kedokteran. Ekida berprinsip kalau menunggu terlalu lama untuk memulai, mungkin nggak akan pernah ada waktu yang tepat. Ia ingin membuktikan kalau setiap orang, bahkan yang masih belajar sekalipun, bisa memberikan kontribusi positif melalui edukasi kesehatan.
Tips Manajemen Waktu versi Ekida Rehan
Siapa yang masih sering kewalahan membagi waktu? Bagi Ekida, antara kerja, hobi, organisasi, dan content creating mesti seimbang. Ia mengaku cara paling praktis dan mudah untuk mengatur itu semua adalah dengan memanfaatkan tools, seperti Google Calendar. Kebetulan Ekida mengikuti tiga organisasi yang membuatnya nyaris tiap minggu selalu ada acara. Menurutnya, penting untuk mencatat semua kegiatan di Google Calendar agar kegiatan lebih terorganisir dan mengerti mana kegiatan yang mesti menjadi prioritas.
Saat ditanya moderator terkait kendalanya dalam membuat konten, Ekida menjawab ketika awal-awal membuat konten, masih sedikit audiens yang menonton. Tetapi, ia mendapati sisi positif di baliknya, yaitu:
Selain itu, Ekida juga menyoroti pentingnya melakukan trial and error dalam proses pembuatan konten kreatif. Ketika menemui kenyataan kalau konten food vlogger sudah sangat umum di YouTube, Ekida nggak menyerah, melainkan mencari peluang baru. Inilah yang akhirnya membawanya pada keputusan untuk memproduksi konten edukasi kesehatan, suatu bidang yang saat itu masih kurang tersentuh. Ia juga melihat keseluruhan kontennya sebagai investasi ilmu. Ekida menjelaskan:
Audiens Konten Ekida Rehan
Dalam salah satu sesi, Ekida menjelaskan kalau target audiens dari kontennya adalah masyarakat awam. Ia merasa senang ketika kontennya mencapai orang-orang yang bukan ahli di bidang kedokteran, karena itu berarti ia berhasil meningkatkan pengetahuan dan keilmuan masyarakat Indonesia secara umum.
Ekida juga membagikan pengalamannya ketika menerima pesan langsung (direct message) dari salah satu pengikutnya yang menceritakan kalau ada seorang anak kelas dua sekolah dasar yang aktif menonton kontennya. Ekida merasa bangga karena melalui gaya penyampaiannya yang sederhana dan mudah dipahami, pesan dari kontennya dapat dengan mudah dipahami oleh audiens yang mungkin berada pada berbagai tingkat usia dan latar belakang pengetahuan.
Baca Juga: Makeup Korean Look Ala Maria Clarin
Kemudian, bicara mengenai etika pembuatan konten edukasi kesehatan, Ekida menekankan pentingnya untuk nggak menyebutkan informasi pribadi pasien, seperti kondisi fisik individu. Sebaliknya, fokus harus tertuju pada kondisi kesehatan atau penyakit secara umum, tanpa merinci kasus pasien secara spesifik. Hal ini sebagai bentuk kehati-hatian dan kepedulian terhadap privasi pasien, sesuai dengan prinsip-prinsip etika medis.
Ekida: Content Creator Edukasi Kesehatan
Siapa, nih, yang tertarik menjadi content creator? Ekida membagikan strategi membangun audiensnya dengan cara mencari konten atau topik yang sedang tren, sambil tetap memperhatikan kebutuhan dan keinginan audiensnya. Ia juga aktif menerima masukan dan permintaan topik khusus dari para pengikutnya.
Lebih lanjut, Ekida menyoroti ciri khas kontennya dibandingkan dengan edukator lain di bidang kesehatan. Ia menekankan kalau dirinya selalu menyampaikan materi kesehatan dengan cara yang sederhana, tetapi tetap merujuk pada sumber-sumber kredibel seperti jurnal ilmiah dan situs resmi seperti WHO (World Health Organization) atau Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Intinya fokus pada informasi ilmiah, bukan hanya berdasarkan pengalaman pribadi. Ekida menekankan tanggung jawab seorang dokter untuk menyampaikan informasi yang benar dan akurat, mengingat ilmu kedokteran yang sangat dinamis.
Ia menambahkan untuk menjadi berbeda dengan yang lain kita perlu memiliki keunikan. Secara lebih lanjut Ekida menjelaskan:
Sebagai contoh, saat membuat video pendek (short video) edukasi kesehatan di TikTok, Ekida lebih memilih pendekatan “be the first” karena jenis konten tersebut masih cukup jarang. Namun, di platform YouTube, saat podcast edukasi kesehatan sudah menjadi umum, ia menyarankan untuk fokus pada “be the best”. Ia menekankan kalau di YouTube, sudah banyak dokter yang membuat konten edukatif, mulai dari dokter spesialis anak, dokter spesialis obgyn, hingga dokter kecantikan kulit. Oleh karena itu, untuk menonjol, kita perlu memberikan nilai (value) yang berbeda dan unik dari konten-konten pendahulunya.
Baca Juga: 5 Konten Menarik Kehidupan di Jepang dari Cecilia Amalo
Motivasi Ekida Rehan dalam Membuat Konten
Dalam membuat konten akan selalu ada ups and downs. Ekida juga berbagi pengalamannya tentang rasa bosan dan titik jenuh dalam pembuatan konten, sekaligus memberikan tips agar tetap konsisten. Salah satu kunci konsistensinya adalah mempertahankan motivasi awal dalam membuat konten. Ekida selalu mengingatkan dirinya kalau tujuan utamanya adalah memberikan informasi, pengetahuan, dan edukasi yang bermanfaat bagi banyak orang.
Selain itu, Ekida menekankan pentingnya balancing–life antara kegiatan yang kita suka dengan tugas-tugas lainnya. Contohnya, jika merasa jenuh dalam pembuatan konten, kita bisa mengalihkan perhatian sejenak dengan melakukan hobi atau kegiatan lain yang disukai. Hal ini dapat membantu kita kembali dengan semangat baru untuk membuat konten nantinya.
Ekida juga memberikan pesan untuk nggak menyerah ketika jumlah audiens masih sedikit. Ia mengingatkan kalau kesuksesan membangun audiens memerlukan waktu dan konsistensi, dan penting untuk terus melangkah meskipun terkadang tantangannya besar.
Respons Ekida Rehan terhadap Haters
Di sesi tanya jawab, salah seorang peserta bertanya tentang kemungkinan adanya haters seiring dengan meningkatnya ketenaran seseorang. Ekida menjelaskan kalau di awal membuat konten, teman-temannya sering memberikan komentar seperti “Kenapa, sih, Ki (panggilan untuk Ekida) membuat video seperti itu? Untuk apa?” atau ada yang merespons dengan “Cie, yang mau jadi influencer.“
Namun, Ekida meresponsnya dengan nggak memedulikan komentar-komentar semacam itu, meskipun ada yang bercanda. Ia lebih fokus pada dirinya sendiri, dengan menekankan kalau:
Project Terbaru Ekida Rehan
Ekida mengungkapkan kalau setelah menyelesaikan internship-nya di Sumatera Utara dan memiliki waktu luang, ia berencana untuk membuat podcast. Alasannya karena video singkat yang selama ini ia buat mungkin sering mengalami keterbatasan waktu sehingga suatu topik belum dibahas secara mendalam.
Ia juga terbuka terhadap kemungkinan berkolaborasi dengan edukator atau content creator lain, tetapi tetap di dalam ranah kesehatan. Terakhir, Ekida menyatakan minatnya untuk mengeksplorasi peluang lain, baik itu melanjutkan studi atau mencari kesempatan pekerjaan baru.
***
Di sesi penutup, Ekida Rehan mengingatkan tiap-tiap dari kita untuk jangan takut mencoba. Bagi Ekida “Gagal di satu sisi, kamu bisa coba yang lain. Setiap orang punya value dan keahlian masing-masing. Percaya kalau bukan kalian siapa lagi yang ngasih info kesehatan? Jangan minder, yang penting kalian membawa konten positif dan bisa dipertanggungjawabkan.” Gimana menurut kamu, TeMantappu? Inspiring banget, ya?
Media Sosial Ekida Rehan
Mau tahu lebih banyak mengenai edukasi kesehatan dari Ekida Rehan? Ikuti media sosial Ekida Rehan di bawah ini: