Pada tanggal 22 Juni lalu, Jerhemy Owen menjadi salah satu pembicara dalam diskusi virtual bertajuk “Peluang Karier dalam Transisi Energi”. Acara ini diselenggarakan oleh Society of Renewable Energy (SRE). Owen mengupas tuntas topik green job yang semakin relevan di era transisi energi saat ini. Menariknya, Owen nggak hanya membahas peluang karier di bidang teknis, seperti engineering dan environmental science. Akan tetap, ia juga menyoroti peluang yang ada di dunia entertainment sebagai eco content creator. Owen menekankan kalau menjadi seorang environmental content creator merupakan salah satu green job yang potensial. Yuk, kita simak diskusinya!
Halo, TeMantappu!
Jerhemy Owen menjadi salah satu speaker dalam diskusi virtual bertajuk “Peluang Karier dalam Transisi Energi”. Acara ini diselenggarakan oleh Society of Renewable Energy (SRE) bersama keempat narasumber lainnya.
Dalam diskusi yang dihelat Sabtu lalu (22/6), Owen menjelaskan kalau green job nggak hanya terbatas pada sektor teknis. Akan tetapi, green job juga membuka peluang besar di dunia entertainment. Dengan menjadi environmental/eco content creator, kita bisa turut serta dalam upaya melestarikan lingkungan dan mendukung transisi menuju energi bersih.
Owen juga memberikan beberapa tips bagi kamu yang tertarik untuk memulai karier sebagai environment content creator. Ia menekankan pentingnya memiliki pengetahuan yang kuat tentang isu-isu lingkungan. Termasuk di dalamnya kemampuan storytelling yang baik, dan kemampuan untuk menggunakan berbagai platform digital secara efektif.
Menarik, ya? Yuk, kita simak lebih lanjut!
Table of Contents
Apa Itu Eco Content Creator?
Eco content creator adalah sosok yang unik dalam dunia digital. Mereka tidak hanya sekadar membuat konten menghibur, tetapi juga memiliki misi mulia untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan. Dengan memanfaatkan platform digital, eco content creator menyuarakan berbagai isu lingkungan seperti perubahan iklim, pengelolaan sampah, dan konservasi alam. Melalui konten yang kreatif dan menarik, mereka berhasil menginspirasi banyak orang untuk mengubah gaya hidup menjadi lebih berkelanjutan.
Berbeda dengan content creator pada umumnya, eco content creator memiliki peran yang sangat penting dalam membangun kesadaran kolektif terhadap permasalahan lingkungan. Mereka tidak hanya sekadar berbagi informasi, tetapi juga mengajak audiens untuk berpartisipasi aktif dalam upaya pelestarian alam. Kolaborasi dengan berbagai pihak seperti organisasi lingkungan dan pemerintah semakin memperkuat dampak positif yang dihasilkan oleh para eco content creator.
Selaras dengan itu, Owen melihat adanya kebutuhan besar buat menciptakan konten yang nggak hanya menarik, tetapi juga punya nilai edukatif yang tinggi. Ia sadar kalau nyatanya konten yang berfokus pada isu lingkungan masih jarang ditemui, sehingga ini menjadi peluang besar buat menjangkau dan mempengaruhi lebih banyak orang.
Baca Juga: “Cerita Bumi Kita” dari Owen: Sampah Organik untuk Energi Terbarukan
Ia percaya masalah seperti manajemen sampah dan perlindungan lingkungan adalah topik yang dapat menarik perhatian banyak orang dari berbagai latar belakang.
Di samping itu, Owen juga menganggap green job nggak hanya terbatas pada aspek teknis atau aktivis, tetapi juga bisa mengambil jalur entertainment yang menarik untuk menjangkau khalayak yang lebih luas. Salah satunya adalah sebagai eco content creator.
“Green job nggak hanya terbatas pada scoop teknis atau aktivis, tetapi juga bisa mengambil jalur entertainment yang menarik untuk menjangkau khalayak yang lebih luas.” ujarnya.
Perjalanan Owen sebagai Eco Content Creator di Bidang Lingkungan
Apa, sih, yang sebenarnya mendorong Owen, yang saat ini sedang menyelesaikan magang sebagai research analyst di WRI Indonesia, untuk mulai memperhatikan isu lingkungan?
Menurut Owen, kesadaran ini sebenarnya sudah ada sejak lama. Sejak kecil, Owen sering diajak keluarganya untuk menjelajahi keindahan alam Indonesia seperti Bali, Labuan Bajo, Bromo, dan Karimun Jawa. Melalui pengalaman ini, Owen nggak hanya terpesona dengan keindahan alam Indonesia, tetapi juga prihatin dengan masalah besar seperti sampah dan kurangnya pengelolaan yang baik.
Nah, berawal dari keresahan yang dibawanya inilah, Owen membuat konten mengenai isu lingkungan. Berharap ia bisa menginspirasi orang lain untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan mendorong perubahan positif yang lebih besar di masyarakat Indonesia.
Kemudian, saat ditanya mengenai tips dalam membuat konten yang mampu menggerakkan orang, Owen menjawab, “Penting untuk berbicara dengan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat umum. Misalnya, aku mengubah istilah teknis seperti ’emisi’ menjadi sesuatu yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari, kayak ‘polusi’.” Selain itu, Owen juga menekankan pentingnya tetap kreatif dalam menyampaikan pesan edukatif, sehingga kontennya nggak hanya informatif tetapi juga menarik untuk ditonton.
Terakhir, Owen mengakui pentingnya adaptasi terhadap perubahan algoritma media sosial, “Aku selalu berusaha untuk mengikuti tren dan menyesuaikan algoritma biar konten tetap relevan dan dapat dijangkau oleh lebih banyak orang,” tambahnya.
Baca Juga: Jerhemy Owen Jelajahi Kompleks Green Cirata, Energi Terbarukan Terbesar di Indonesia
Pengalaman Owen Hadapi Tantangan sebagai Content Creator
Owen menyadari kalau topik lingkungan masih terbatas di kalangan luas, sehingga ketika pertama kali memulai pembahasan tentang jejak karbon misalnya, nggak semua orang langsung mengerti. “Tantangan utama yang aku hadapi adalah dalam mengkomunikasikan isu lingkungan secara efektif. Ketika pertama kali membahas jejak karbon misalnya, nggak semua orang langsung mengerti,” ungkapnya.
Tantangan kedua yang dihadapi Owen adalah persepsi publik terhadap aktivis lingkungan. Seringkali muncul stigma atau stereotip yang membuat beberapa orang nggak nyaman. Bagi Owen, cara terbaik untuk mengatasi ini adalah dengan memberikan contoh konkret dan mendekatkan diri kepada audiens, daripada hanya menegur atau menyalahkan.
Owen juga menekankan pentingnya memberikan ruang bagi individu untuk belajar dan tumbuh tanpa harus merasa dijatuhkan. Eksposur terhadap isu lingkungan yang besar, sering kali membuat orang menganggap Owen sebagai “dewa” dalam setiap hal. Misalnya, ketika di publik ia terpaksa mesti menggunakan botol plastik sekali pakai, Owen langsung “dirujak” warganet, tanpa memperhatikan konteks dan situasi saat itu.
Dengan adanya tantangan ini, Owen nggak hanya berusaha untuk menjadi lebih baik dalam menciptakan konten yang relevan dan informatif, tetapi juga untuk memperluas dampak positifnya dalam meningkatkan kesadaran lingkungan di masyarakat.
Media Sosial Jerhemy Owen
Ikuti perkembangan terbaru melalui media sosial Owen di bawah ini, ya: