Sabtu lalu (1/6), Jehian Sijabat menjadi pembicara di acara DNVB Indonesia, salah satu edu-tech penyedia platform edukasi bisnis. Acara kali ini bertajuk “Business Strategic Partnership that Drive Profitable Growth + Bikin Kerja Sama yang Long-Term.” Di “forum gossip” (sebutan untuk kelas di DNVB Indonesia), Bang Ian membeberkan rahasia Mantappu Corp. dalam menjalankan partnership dengan lebih dari 180 brands dan menghasilkan lebih dari 950 project partnerships. Yuk, kita simak!
Halo, TeMantappu!
Kamu pernah kepo nggak, sih, gimana cara Mantappu Corp. yang meski usianya masih terhitung muda (baru berumur tiga tahun!), tapi udah kerja sama bareng lebih dari 180 client partnerships dan berhasil menjalankan lebih dari 950 project partnerships? Mulai dari brand kenamaan semacam BCA, Shopee, Traveloka, Bark Air sampai SMTown. Padahal, faktanya, nih riset dari McKinsey menyebutkan kalau 47% brand gagal menjalankan partnership karena objektif yang nggak jelas.
Nah, kali ini Bang Ian, CEO Mantappu Corp. yang dulunya adalah lulusan Teknik Dirgantara di ITB ini, bakal menjelaskan A-Z tentang partnership sampai tuntas ke akar-akarnya secara ekslusif di “forum gossip” DNVB Indonesia. Bang Ian kali ini berbagi mengenai partnership framework, cara nge-approach potential client dan negosiasi, sampai akhirnya bisa melangsungkan long-term strategic partnership.
Yuk, kita belajar langsung dari pengalaman Bang Ian!
Table of Contents
Definisi Partnership Menurut Bang Ian
Bang Ian memulai presentasinya dengan mendefinisikan partnership secara sederhana. “Kalau disuruh mengartikan partnership dalam dua kata, aku bakal sebut shared journey,” jelas Bang Ian.
Menurut Bang Ian, partnership itu kayak bentuk relationship (hubungan). “Shared” berarti kamu bekerja sama dengan siapa? Kamu mau “jalan” dengan siapa? Sedangkan “journey” berarti untuk apa? Kalau kamu mau “jalan” dengan si A, pertanyaannya jadi: Jalannya ke mana? Naik apa?
Mirip dengan hubungan personal, misal antara kamu dengan pacar atau saudara, “journey” ini juga menekankan pentingnya memahami tanda-tanda positif (green flag) dan negatif (red flag), value antar-partner, dan sebagainya.
Bang Ian juga menjelaskan kalau nggak semua partnership langsung berhubungan dengan brand atau KOL/influencer. Sering kali, ada pihak ketiga (third party) yang menjembatani. Dalam hal ini, Mantappu Corp. sebagai vendor KOL bertanggung jawab menjembatani kedua pihak tersebut, dengan KOL sebagai talent pool dan brand sebagai klien.
Baca Juga: Jang Hansol Mencoba Makanan Korea Produksi Lokal Indonesia
ASBIE: Formula Partnership ala Bang Ian
Tapi, gimana, sih, caranya menjalankan partnership? Bang Ian mengenalkan kita dengan tokoh bernama ASBIE. Nama lengkapnya: Assessment, Selection, Building, Implementation, dan Evaluation. Ini adalah framework khusus yang dipakai di Mantappu Corp. buat menjalankan partnership.
Gimana penjelasannya?
Assessment
Ini intinya riset calon partner. Menurut Bang Ian, kudu lengkap bobot, bebet, bibit-nya mencakup strengths, weaknesses, goals, dan tujuan partnership-nya.
Contohnya, Owen pernah kolaborasi bikin sandal daur ulang bareng Pyopp Fledge. Waktu itu, Owen sebagai content creator lingkungan lagi cari proyek di Indonesia. Kebetulan, Pyopp Fledge lagi ngembangin produk baru dari bahan daur ulang dan butuh bantuan marketing. Nah, asesmen ini penting buat menunjukkan kecocokan dan kesesuaian kayak kolaborasi Pyopp Fledge dan Owen.
Partner Selection
Identifikasi potential partners penting! Bang Ian menekankan untuk mencari partner yang punya complementary strength alias bisa saling melengkapi karena konsep partnership adalah “pain-share” dan “gain-share”.
“Kalau sama-sama kuat tapi nggak complementary, ya, nggak oke,” kata Bang Ian.
Partner Building
Ini lebih ke bikin agreement partnership, setting goals dari kerjasama, termasuk tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak.
Bang Ian cerita kalau Jerome yang dulu pernah kolaborasi dengan Zenius, nerapin model bisnis baru yang sebelumnya belum pernah dilakuin, yaitu non-cash basis deal dengan profit sharing. Jerome waktu itu bikin kode referral untuk promosi.
Implementation and Management
Saat partnership sudah berjalan, Bang Ian ngingetin kalau komunikasi harus jelas, ada performance measurement, dan kalau ada konflik, cari resolusi terbaiknya.
Evaluation and Renewal
Ini juga jangan sampai ketinggalan! Nggak lupa buat secara rutin mengevaluasi partnership dan melakukan penyesuaian kalau dibutuhkan.
Baca Juga: Alexander Matthew Ceritakan Keunikan Transportasi di Jerman
Cara PDKT ke Potential Talent
Nah, setelah tahu cara membentuk partnership lewat ASBIE, apa, sih, langkah berikutnya?
“It takes one to know one,” kata Bang Ian. Jadi, cara pertama untuk menghubungkan talent dengan agensi atau brand adalah dengan make yourself known. “Orang harus tahu kamu atau kamu harus bikin mereka tahu kamu,” jelas Bang Ian. Cara kedua adalah dengan “force” a networking.
Bang Ian juga menjelaskan istilah inbound dan outbound partnership. Inbound berarti tipe partnership di mana talent berada dalam posisi “supply.” Jadi, brand yang akan deketin duluan. Mantappu Corp. sebagai talent-management berusaha membuat KOL dikenal dan diketahui oleh brand atau agensi.
Sebaliknya, outbound berarti kita yang mengambil inisiatif. Di sini, talent berada di “demand area.” Jadi, kita harus berusaha dengan membuat presentation decks dan melakukan pitching.
Nah, lewat dua pendekatan ini, kita bisa lebih efektif dalam menjalin kerjasama yang punya mutual-benefit dan mutual-interest.
Baca Juga: Jerhemy Owen Kunjungi Gedung Konferensi Meja Bundar di Belanda
Nah, jadi gimana, TeMantappu? Udah kebayang kan gimana cara kerja partnership buat menggaet brand collaboration? Dengan memahami langkah-langkah dari ASBIE dan pendekatan inbound serta outbound, kita bisa lebih efektif dalam menjalin kerjasama yang sukses dan saling menguntungkan.
Media Sosial Jehian Sijabat
Ikuti media sosial Bang Ian di bawah ini buat tahu update terbaru kegiatan lainnya!